Minimal Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Easy to use theme’s admin panel

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Featured posts

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Archive for 2010

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more

read more




















read more

Topologi WAN adalah Konfigurasi network yang dirancang untuk membawa data pada jarak yang jauh. Topologi WAN biasanya menggunakan Point to Point. Point to Point maksudnya bahwa teknologi yang dikembangkan hanya untuk mendukung dua node dalam mengirim dan menerima data. Dan jika berbagai node/komputer memerlukan akses ke WAN, suatu LAN akan ditempatkan di belakang WAN untuk menyediakan fungsi ini.


Istilah-istilah dalam WAN:

  • Central Office (CO) adalah fasilitas Local Exchange Carriers/perusahaan yang menyediakan jasa WAN yang terdekat dengan si pelanggan.
  • Customer Premise Equipment (CPE) adalah device yang berada ditempat pelanggan,baik itu peralatan yang dimiliki secara pribadi oleh pelanggan (DTE) maupun peralatan yang merupakan sewaan dari Local Exchange Carriers (DCE). Karena selain dari peralatan pribadi milik pelanggan diantara peralatan itu juga terdapat peralatan yang merupakan milik dari penyedia jasa layanan yang disewakan kepada pelanggan selama pelanggan tersebut memakai jasa layanan tersebut.
  • Data Terminal Equipment (DTE) adalah peralatan milik pribadi si pemakai jasa layanan atau pelanggan dan peralatan tersebut berada ditempat pelanggan. Peralatan ini memiliki interface yang dapat dihubungkan ke WAN link. Contoh peralatan ini adalah router dan bridge.
  • Data Communications Equipment (DCE) Fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh penyedia jasa layanan WAN, yang disewa oleh pemakai jasa layanan dan berada di tempat pemakai jasa layanan, berfungsi untuk mentranslasikan data dari DTE menjadi data yang dimengerti oleh protokol WAN, peralatan itu antara lain DSU/CSU, NT1, modem, dan jika layanan itu berupa layanan frame relay maka peralatan itu berupa Packet Switcher.

  • Data Service Unit (DSU) adalah peralatan yang menyesuaikan physical interface dari DTE ke fasilitas transmisi seperti T1. DSU juga berfungsi mengatur timing jaringan.
  • Channel Service Unit (CSU) adalah peralatan digital interface yang menghubungkan peralatan pemakai dengan jaringan digital telepon lokal. Biasanya CSU/DSU tergabung menjadi suatu peralatan. CSU/DSU ada juga yang buat ke dalam bentuk interface card pada router.




  • Demarc adalah batas pemisah antara CPE dan CO.
  • Local Loop adalah jalur telekomunikasi antara Demarc sampai CO.

read more

TUJUAN
  • Dapat melakukan praktek dengan baik
  • Dapat mengkonfigurasikan switch sesuai dengan keinginan
  • Membuat jalur switching untuk menghindari redudansi data
  • Memenuhi tugas praktek DIAGNOSA WAN
PENDAHULUAN
STP (Spanning Tree Protocol) adalah protocol yang bekerja yang bertugas menjembatani switch, supaya data bisa terkitim dari sumber ke tujuan tanpa terjad
inya looping.
Dalam proses menjembatani, ada beberapa hal yang dilakukan oleh protocol ini, yaitu :

  • Menentukan root bridge
  • Menentukan leased cost path ke root bridge
  • Menentukan root path lainnya
ALAT DAN BAHAN
  • Aplikasi packet tracer 5.0
  • topologi
  • Scenario topologi yang akan praktekan
LANGKAH KERJA
Berikut merupakan topologi yang akan di praktekan
Ketika mengirimkan data dari computer 5 ke computer 9. Switch hanya menggunakan jalur dari C>E>G>H


Konfigurasi pada switch C















Konfigurasi pada switch E














Konfigurasi pada switch G















Konfigurasi pada switch H





















KESIMPULAN
Dengan melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui bagaimana mengimplementasikan VLAN, VTP, dan STP. Selain itu kita juga dapat lebih mengetahui kegunaan dari VLAN, VTP, dan STP dengan mengimplementsikannya.

read more

Implementasi VLAN, VTP, dan STP pada topologi UNJANI

TUJUAN
- Memenuhi tugas yang diberikan
- Dapat membuat perencanaan untuk implementasi tersebut
- Dapat mengimplementasikan VLAN, VTP, dan STP pada topologi UNJANI

PENDAHULUAN
Spanning Tree Protocol (STP) adalah link layer network protocol yang menjamin tidak adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switchdalam LAN. Dalam model OSI untuk jaringan komputer, STP ada di layer 2 OSI. Spanning tree memperbolehkan desain jaringan memiliki redundan (pengurangan) links untuk membuat jalur backup otomatis jika sebuah link aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari loop pada bridge/switch. Loop pada bridge/switch akan menghasilkan flooding pada network. Cara kerja dari STP itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Menentukan root bridge.
2. Menentukan least cost paths ke root bridge.
3. Non-aktifkan root path lainnya.

Spanning Tree protocol adalah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.

ALAT DAN BAHAN
- PC
- Aplikasi Packet Tracert

LANGKAH KERJA
- Buat topologi pada aplikasi packet tracert sesuai dengan topologi UNJANI

-kemudian buatlah secenarionya pada topologinya , sekenario yang kami buat adalah :
jika host dari Lab 1 (diwakili oleh host paling kiri) akan berkomunikasi dengan host di Lab 3 (diwakili oleh wireless host) akan melalui SW1 --> Switch Utama --> SW4 --> SW6
- Berikanlah setiap host ip address dan netmask
- Kemudian konfigurasikan Switch

Konfigurasi pada yang diberikan kepada Switch1

Konfigurasi pada Switch Utama


Konfigurasi Switch 4


Konfigurasi pada yang diberikan kepada Switch6



read more

TUJUAN
- Dapat menimplementasikan VLAN, VTP, dan STP pada topologi SMKN 1 CIMAHI
- Memenuhi tugas yang diberikan

PENDAHULUAN
Spanning Tree protocol adalah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.

ALAT DAN BAHAN
- PC
- Aplikasi Packet Tracert

LANGKAH KERJA
- Buka aplikasi Packet Tracert lalu buat topologi seperti berikut
- Skenario dari topologi tersebut adalah ketika PC TKJ berkomunikasi dengan PC KP akan menggunakan jalur melalui R1 --> S1 --> S3 --> S2 --> R6
- Berikan masing-masing host dan router konfigurasi ip address dan netmask
- Konfigurasikan router untuk routing ke semua network

Routing pada Router Utama

Routing pada Router 1

Routing pada Router 2

Routing pada Router 3

Routing pada Router 4

Routing pada Router 5

Routing pada Router 6

Routing pada Router 7

Routing pada Router 8

Routing pada Router 9

- Setelah semua router di routingkan, konfigurasikan Swithc untuk konfigurasi VLAN, VTP, dan, STP

Konfigurasi pada Switch 1

Konfigurasi pada Switch 3

Konfigurasi pada Switch 2

Setelah semua switch di konfigurasikan, lakukan pengujian koneksi dari PC TKJ ke PC KP

Hasil

read more

PENDAHULUAN
Spanning Tree protocol adalah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.

ALAT DAN BAHAN
- PC
- Aplikasi Packet Tracert

LANGKAH KERJA
- Buka aplikasi Packet Tracert lalu buat topologi seperti berikut


























- Skenario dari topologi tersebut adalah ketika PC2 berkomunikasi dengan PC7 akan menggunakan jalur melalui SW2 --> SW3 --> SW4 --> SW5 --> SW7
- Berikan masing-masing host konfigurasi ip address dan netmask
- Konfigurasikan masing-masing switch yang akan dilalui
- KONFIGURASI PADA SWITCH2





























- KONFIGURASI PADA SWITCH3





























- KONFIGURASI PADA SWITCH4





























- KONFIGURASI PADA SWITCH5





























- KONFIGURASI PADA SWITCH7




























HASIL


KESIMPULAN
Dengan melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui bagaimana konsep dari Spanning Tree Protocol, selain itu kita juga dapat mengkonfigurasi Spanning Tree Protocol menggunakan simulator Packet Tracert.

read more

  1. Langkah Kerja
  • Nyalakan GPS dengan menekan tombol power.

  • Untuk menandakan lokasi/koordinat pilih menu mark.

  • Beri nama dan lokasi untuk koordinat tersebut.

  • Pilih OK.

  • Untuk melihat hasilnya dapat dilihat di menu mark, lalu di bagian paling bawah layar pilih map atau pilih menu find maka akan muncul nama nama titik koordinat yang ada.


    2. Hasil Kerja

  • ABC11

    Location S 06° 54.102’

E 107° 32.325’

Elevation 745 m

Distance 82.33 m

Bearing 272° t

  • ABC12

    Location S 06° 54.111’

E 107° 32.325’

Elevation 743 m

Distance 86.44 m

Bearing 261° t

  • ABC13

    Location S 06° 54.120’

E 107° 32.347’

Elevation 742 m

Distance 54.27 m

Bearing 234° t

  • ABC 14

    Location S 06° 54.088’

E 107° 32.345’

Elevation 743 m

Distance 54.80 m

Bearing 301° t

  • Tower

    Location S 06° 54.078’

E 107° 32.327’

Elevation 745 m

Distance 91.81 m

Bearing 300° t


    3. Kesimpulan

Dengan melakukan praktek ini kita dapat mengetahui bagaimana cara menggunkan GPS. Selain itu, kita juga dapat menandai koordinat yang tentunya sangat berguna bagi kita saat nanti melakukan site survey.

read more

Pengertian Spanning Tree Protocol (STP)

  1. Spanning Tree Protocol adalah sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.
  2. Spanning Tree Protocol adalah sebuah protokol bridge yang menggunakan (Spanning Tree Algorithm) STA untuk menemukan link redundant (cadangan) secara dinamis dan menciptakan sebuah topologi database spanning-tree. Bridge bertukar pesan BPDU (bridge protocol data unit) dengan bridge lain untuk mendeteksi loop-loop dan kemudian menghilangkan loop-loop itu dengan cara mematikan interface-interface bridge yang dipilihnya.
  3. Spanning Tree Protocol adalah protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma spanning tree.
  4. Spanning Tree Protocol adalah link layer networ protocol yang menjamin tidak adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switch dalam LAN.

Kelebihan Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch
  2. Menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal
  3. Mencegah looping

Tugas utama STP
  1. Menghentikan terjadinya loop-loop network pada network layer 2 (bridge atau switch). STP secara terus menerus memonitor network untuk menemukan semua link, memastikan bahwa tidak ada loop yang terjadi dengan cara mematikan semua link yang redundant. STP menggunakan algoritma yang disebut spanning-tree algorithm (STA) untuk menciptakan sebuah topologi database, kemudian mencari dan menghancurkan link-link redundant. Dengan menjalankan STP, frame frame hanya akan diteruskan pada link-link utama yang dipilih oleh STP.
  2. Problem utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah broadcast storms.

    Broadcast storms menyebabkan frame broadcasts (atau multicast atau unicast yang destination addressnya belum diketahui oleh switch) terus berputar-putar (looping) dalam network tanpa henti.Gambar berikut adalah contoh sederhana LAN dengan link yang redundant.


    STP mencegah terjadinya looping dengan menempatkan setiap port switch pada salah satu status : Forwarding atau Blocking. Interface dengan status forwarding bertingkah normal, mem-forward dan menerima frame, sedangkan interface dengan status blocking tidak memproses frame apapun kecuali pesan-pesan STP. Semua port yang berada dalam status forwarding disebut berada pada jalur spanning tree(topology STP), sekumpulan port-port forwarding membentuk jalur tunggal dimana frame ditransfer antar-segment. Gambar berikut adalah LAN dengan link redundant yang sudah memanfaatkan STP.


    Dengan begini, saat Bob mengirimkan frame broadcast, frame tidak mengalami looping. Bob mengirimkan frame ke SW3 (step 1), kemudian SW3 mem-forward frame hanya ke SW1(step 2), karena port Gi0/2 dari SW3 berada pada status blocking. Kemudian, SW1 mem-flood frame keluar melalui Fa0/11 dan Gi0/1 (step 3) . SW2 mem-flood frame keluar melalui Fa0/12 dan Gi0/1 (step4). Namun, SW3 akan mengabaikan frame yang dikirmkan oleh SW2, karena frame tersebut masuk melalui port Gi0/2 dari switch SW3 yang berada pada status blocking.

    Dengan topology STP seperti pada gambar diatas, switch-switch tidak mengaktifkan link antara SW2 dan SW3 untuk keperluan traffick dalam VLAN. Namun, jika link antara SW1 dan SW3 mengalami kegagalan dalam beroperasi, maka STP akan membuat port Gi0/2 pada SW3 menjadi forwarding sehingga link antara SW3 dan SW2 menjadi aktif dan frame tetap bisa ditransfer secara normal dalam VLAN.
  3. Menyediakan system jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.

Cara Kerja Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Menentukan root bridge.
    Root bridge dari spanning tree adalah bridge dengan bridge ID terkecil (terendah). Tiap bridge mempunyai unique identifier (ID) dan sebuah priority number yang bisa dikonfigurasi. Untuk membandingkan dua bridge ID, priority number yang pertama kali dibandingkan. Jika priority number antara kedua bridge tersebut sama, maka yang akan dibandingkan selanjutnya adalah MAC addresses. Sebagai contoh, jika switches A (MAC=0000.0000.1111) dan B (MAC=0000.0000.2222) memiliki priority number yang sama, misalnya 10, maka switch A yang akan dipilih menjadi root bridge. Jika admin jaringan ingin switch B yang jadi root bridge, maka priority number switch B harus lebih kecil dari 10.
  2. Menentukan least cost paths ke root bridge.
    Spanning tree yang sudah dihitung mempunyai properti yaitu pesan dari semua alat yang terkoneksi ke root bridge dengan pengunjungan (traverse) dengan cost jalur terendah, yaitu path dari alat ke root memiliki cost terendah dari semua paths dari alat ke root.Cost of traversing sebuah path adalah jumlah dari cost-cost dari segmen yang ada dalam path. Beda teknologi mempunya default cost yang berbeda untuk segmen-segmen jaringan. Administrator dapat memodifikasi cost untuk pengunjungan segment jaringan yang dirasa penting.
  3. Non-aktifkan root path lainnya.
    Karena pada langkah diatas kita telah menentukan cost terendah untuk tiap path dari peralatan ke root bride, maka port yang aktif yang bukan root port diset menjadi blocked port. Kenapa di blok? Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika root port tidak bisa bekerja dengan baik, maka port yang tadinya di blok akan di aktifkan dan kembali lagi untuk menentukan path baru.

Istilah dalam Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Root Bridge adalah bridge dengan bridge ID terbaik. Dengan STP, kuncinya adalah agar semua switch di network memilih sebuah root bridge yang akan menjadi titik fokus di dalam network tersebut. Semua keputusan lain di network seperti port mana yang akan di blok dan port mana yang akan di tempatkan dalam mode fowarding.
  2. BPDU semua switch bertukar informasi yang digunakan dalam pemilihan root switch, seperti halnya dalam konfigurasi selanjutnya dari network. Setiap switch membandingkan parameter-parameter dalam Bridge Protocol Data Unit (BPDU) yang mereka kirim ke satu tetangga dengan yang mereka peroleh dari tetangga lain.
  3. Bridge ID adalah bagaimana STP mengidentifikasi semua switch dalam network. ID ini ditentukan oleh sebuah kombinasi dari apa yang disebut bridge priority (yang bernilai 32.768 secara default pada semua switchj Cisco) dan alamat MAC dasar. Bridge dengan bridge ID terendah akan menjadi root bridge dalam network. STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap switch. Bridge ID terdiri dari 2-byte priority dan 6-byte berikutnya adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik. STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units (BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID dari switch pengirim.
  4. Nonroot bridge adalah semua bridge yang bukan root bridge. Nonroot bridge bertukar BPDU dengan semua bridge dan mengupdate topologi database STP pada semua switch, mencegah loop-loop dan menyediakan sebuah cara bertahan terhadap kegagalan link.
  5. Root port selalu merupakan link yang terhubung secara langsung ke root bridge atau jalur terpendek ke root bridge. Jika lebih dari satu link terhubung ke root bridge maka sebuah cost dari port ditentukan dengan mengecek bandwidth dari setiap link. Port dengan cost paling rendah menjadi root port. Jika banyak link memiliki cost yang sama maka bridge dengan bridge ID diumumkan yang lebih rendah akan di gunakan. Karena berbagai link dapat berasal dari alat yang sama, maka nomor port yang terendahlah yang akan digunakan.
  6. Designated port adalah sebuah port yang telah ditentukan sebagai cost yang terbaik (cost lebih rendah) daripada port yang lain. Sebuah designated port akan ditandai sebagai sebuah fowarding port (port yang akan mem forward frame).
  7. Port Cost menentukan kapan sebuah link dari beberapa link yang tersedia digunakan di antara dua switch dimana kedua port ini bukan root port. Cost dari sebuah link ditentukan oleh bandwidth dari link.
  8. Nondesignated port adalah port dengan sebuah cost yang lebih tinggi daripada designated port, yang akan ditempatkan di mode blocking. Sebuah nondesignated port bukan sebuah fowarding port.
  9. Fowarding port meneruskan atau memfoward frame.
  10. Blocked port adalah port yang tidak meneruskan frame-frame, untuk menghindari loop-loop. Namun sebuah blocked port akan selalu mendengarkan frame.
  11. Ether Channelmengkombinasikan beberapa segment parallel yang memiliki kecepatan yang sama menjadi satu. Switch memperlakukan EtherChannel sebagai interface tunggal berkenaan dengan proses memforward frame seperti halnya juga STP. Hasilnya, jika salah satu link gagal, tapi salah satu link lain dalam EtherChannel masih beroperasi, maka STP tidak akan terjadi. EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunk-trunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semua atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi lebih banyak.














  12. Port Fast memungkinkan switch untuk menempatkan sebuah interface kedalam status forwarding secara langsung tanpa harus menunggu 50 detik. Tetapi, hanya port yang diketahui tidak akan dihubungkan dengan switch yang lain yang bisa dijalankan fitur PortFast.

Cara memilih Root Bridge
Bridge ID digunakan untuk memilih root bridge di dalam domain STP dan juga menentukan root port. ID ini panjangnya 8 byte dan mencakup baik priority maupun alamat MAC dari alat. Priority default pada semua alat yang menjalankan STP versi IEEE adalah 32.768.

Untuk menentukan root bridge, priority dari setiap bridge dikombinasikan dengan alamat MAC. Jika dua switch atau bridge ternyata memiliki nilai priority yang sama, maka alamat MAC menjadi penilai untuk memutuskan siapa yang memiliki ID yang terendah (yang juga terbaik). Contoh jika ada switch A dan B dan keduanya memiliki priority default yang sama yaitu 32.768, maka alamat MAC yang akan digunakan untuk penentuan. Jika alamat MAC switch A adalah 0000.0A00.1300 dan alamat MAC switch B adalah 0000.0A00.1315 maka switch A akan menjadi root bridge.

BPDU secara default dikirimkan setiap 2 detik, keluar dari semua port yang aktif pada sebuah bridge dan switch dengan bridge ID yang terendah dipilih sebagai root bridge. Kita dapat mengubah bridge ID dengan cara menurunkan prioritynya sehingga ia akan menjadi root bridge secara otomatis.

Cara memilih Designated Port
Jika lebih dari satu link dihubungkan ke root bridge maka cost dari port menjadi faktor yang di gunakan untuk menentukan port mana yang akan menjadi root port. Jadi untuk menentukan port yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan root bridge. Pertama harus memperhitungkan cost dari jalur tersebut. Cost dari STP adalah sebuah jalur total yang di akumulasi berdasarkan pada bandwidth yang tersedia pada tiap link.


Status Port Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Blocking (memblok) sebuah port yang di block tidak akan meneruskan frame, ia hanya mendengarkan BPDU-BPDU. Tujuan dari status blocking adalah untuk mencegah penggunaan jalur yang mengakibatkan loop. Semua port secara default berada dalam status blocking ketika switch dinyalakan.
  2. Listening (mendengar) port mendengar BPDU untuk memastikan tidak ada loop yang terjadi pada network sebelum mengirimkan frame data. Sebuah port yang berada dalam status listening mempersiapkan diri untuk memfoward frame data tanpa mengisi tabel alamat MAC.
  3. Learning (mempelajari) port switch mendengarkan BPDU dan mempelajari semua jalur di network switch. Sebuah port dalam status learning mengisi tabel alamat MAC tetapi tidak memfoward frame data.
  4. Fowarding (mem foward) port mengirimkan dan menerima semua frame data pada port bridge. Jika port masih sebuah designated port atau root port yang berada pada akhir dari status learning maka ia akan masuk ke status ini.
  5. Disabled (tidak aktif) sebuah port dalam status disabled (secara administratif) tidak berpatisipasi dalam melakukan fowarding terhadap frame ataupun dalam STP. Sebuah port dalam status disabled berarti tidak bekerja secara virtual.

Saat Terjadi Perubahan dalam Network
Berikut adalah proses yang terjadi saat topology STP berjaln normal tanpa ada perubahan:
  1. Root switch membuat dan mengirimkan Hello BPDU dengan cost 0 keluar melalui semua port/interfacenya yang aktif.
  2. Switch non-root menerima Hello dari root port miliknya. Setelah mengubah isi dari Hello menjadi Bridge ID dari switch pengirim, switch mem-forward Hello ke designated port.
  3. Langkah 1 dan 2 berulang terus sampai terjadi perubahan pada topology STP.
Ketika ada interface atau switch yang gagal beroperasi, maka topology STP akan berubah; dengan kata lain terjadi STP convergence.
  1. Interface yang tetap berada dalam status yang sama, maka tidak perlu ada perubahan.
  2. Interface yang harus berubah dari forwarding menjadi blocking, maka switch akan langsung merubahnya menjadi blocking.
  3. Interface yang harus berubah dari blocking menjadi forwarding, maka switch pertama kali akan mengubahnya menjadi listening, kemudian menjadi learning.Setelah itu interface akan diletakkan pada status forwarding.
Saat terjadi STP Convergence, switch akan menentukan interface-interface mana yang akan dirubah statusnya. Namun, perubahan status dari blocking menjadi forwarding tidak bisa langsung dilakukan begitu saja, karena dapat menyebabkan frame looping temporarer. Untuk mencegah terjadinya looping temporarer itu, STP harus merubah status port tersebut menjadi 2 status transisi terlebih dahulu sebelum merubahnya menjadi forwardingyaitu:
  1. Listening: seperti halnya blocking, interface dalam keadaan listening tidak mem-forward frame. (15 detik)
  2. Learning: interface dalam status ini masih belum mem-forward frame, tapi switch sudah mulai melakukan pemeriksaan MAC address dari frame-frame yang diterima pada interface ini. (15 detik)
Switch akan menunggu 20 detik sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan status dari blocking menjadi forwarding, setelah itu butuh waktu 30 detik untuk transisi ke Listening dan Learning terlebih dahulu. karena itu total yang dibutuhkan agar suatu port berubah dari blocking menjadi forwarding adalah 20+30=50 detik.

read more

Survey site Radio Frekuensi (RF) adalah pemetaan untuk keberhasilan implementasi jaringan wireless. survey site tidak terlalu susah dan tekniknya cepat. survey site sangat penting dalam implementasi jaringan wireless. survey site digunakan untuk mendefinisikan kontur cakupan radio frekuensi dari sumber radio frekuensi (access point/bridge) dalam banyak fasilitas. site survey digunakan untuk mengetahui cakupan radio frekuensi yang dibutuhkan.

Persiapan untuk survey site meliputi:

1. Pengumpulan informasi
2. Pembuatan keputusan

Beberapa topik yang mungkin dibutuhkan sebagai pertanyaan manajemen jaringan sebelum survey site :

1. Analisa fasilitas

Jenis fasilitas di rumah sakit yang memiliki peralatan radiologi, di real estate dengan kantor sebanyak 25 agen dalam hal ini keamanan sangat penting dimana cakupannya hanya 1 atau 2 central access point dan kebutuhan bandwith akan disebutkan sejak access internet atau transfer file.

2. Menampilkan jaringan

Apakah jaringan telah siap?,pertanyaan yang biasanya ada pada administrator jaringan adalah sebagai berikut:

a. sistem operasi jaringan apa yanng digunakan

b. berapa banyak penggunanya yang membutuhkan access secara bersama- sama ke jaringan wireless

c. berapa besar kebutuhan bandwith dalam jaringan

d. protokol apa yang digunakan dalam wireless LAN

e. kanal den teknologi spread spectrum apa yang saat ini digunakan

f. pengukuran keamanan wireless LAN apa yang ada dilokasi

g. dimana point koneksi wired LAN diletakkan

h. apakah client menggunakana wireless LAN dalam sebuah organisasi

3. Penggunaan area dan tower

Apakah Wireless LAN digunakan untuk indoor,outdoor atau kedua-duanya?...

wireless LAN menggunakan tipe outdoor dalam banyak situasi dan potensi rintangan dalam instalasi dan perbaikan wireless LAN.

Tipe tower apa yang digunakan?...

a. apakah butuh perijinan

b. apakah butuh struktur enggineer

4. Tujuan & kebutuhan bisnis

Apakah tujuan dari wireless LAN?...

site surveyor harus memiliki pengetahuan darimana jaringan yang akan digunakan dan untuk tujuan apa. dengan mengetahui bagaimana effect jaringan wireless untuk tujuan bisnis, site surveyor akan dapat membuatnya lebih baik. site surveyor harus mengetahui kebutuhan bisnis untuk efisiensi survey site

5. Kebutuhan bandwith dan roaming

Apakah dibutuhkan bandwith dan roaming?...

dengan implementasi teknologi dan penggunaannya saat survey site sebagai contoh jika client di perumahan hanya menggunakan wireless LAN sebagai tujuan untuk scanning data dari box label dan mengirim data ke server maka bandwith yang dibutuhkan sangat kecil. pengumpulan data hanya membutuhkan 2 MBPS.

Berapa banyak pengguna?...

dengan memahami berapa banyak pengguna yang akan dialokasikan dibutuhkan untuk menghitung besar data throughput masing-masing pengguna.

Tipe aplikasi apa yang akan digunakan wireless LAN?...

jaringan digunakan hanya untuk transmit data non-time sensitive atau data time sensitive seperti suara atau video. Aplikasi bandwitdh besar seperti suara atau video membuthkan throughput yang lebih besar tiap pengguna.

6. Sumber yang digunakan

sumber yang digunakan berdasarkan pada budget project, waktu pengalokasian project, dan apakah administrator pernah ditraining tentang jaringan wireless.

Kebutuhan keamanan

level keamanan jaringan apa yang dibutuhkan?....

diskusi dengan pelanggan akan menyediakan informasi untuk solusi pelanggan oleh designer

Persiapan latihan

a. Apakah pelanggan bergerak menggunakan fasilitas seperti komputer portable atau desktop

b. Berapa jauh koneksi yang dibutuhkan oleh pelanggan

c. Level akses apa yang dibutuhkan pelanggan untuk sensitivitas data dalam jaringan, apakah membutuhkan keamanan, dan tipe keamanan seperti apa yang dibutuhkan

d. Apakah pelanggan dapat mengambil laptop nya ketika card wireless LAN nya dicuri

e. Apakah pelanggan menggunakan intensive bandwidth, sensitive time, atau aplikasi connection oriented.

f. Berapa sering pelanggan melakukan perpindahan

g. Apakah pelanggan memiliki akses internet

h. Apakah perangkat pelanggan sering dirubah untuk event khusus yang dapat mengganggu kerja wireless LAN

i. Siapa yang biasanya mendukung pelanggan dalam pengadaan jaringan, dan apakah mereka berkualitas untuk mendukung pelanggan wireless

j. Jika pelanggan bergerak, tipe peralatan mobile computing apa yang mereka gunakan

k. Berapa sering dan berapa jauh pelanggan bekerja dengan laptop tanpa daya AC

Persiapan Checklist

a. Dokumentasi daya sumber

b. Dokumentasi survey site wireless LAN

c. Pemetaan topologi

d. Pertemuan dengan administrator jaringan

e. Pertemuan dengan manager building

f. Pertemuan dengan security officer

g. Akses ke semua area fasilitas yang diakibatkan oleh wireless LAN

h. Akses ke wiring closet

i. Akses ke roof

j. Rencana konstruksi masa depan

Peralatan survey site

1. Akses point

digunakan selama survey site dengan power output yang bervariasi dan konektor antena ekstenal.

2. PC Card
3. Laptop dan PDA
4. paper
5. spectrum analyzer

Menganalisis jaringan (a.k.a “sniffer”)

Sniffer adalah perangkat yang digunakan untuk mencari wireless LANs lain yang telah ada pada suatu area. Bekerja dengan mengambil paket yang dipancarkan oleh Wireless lan tersebut lalu memuat data informasi terperinci mengenai wireless LANs yang telah ada pada area tersebut.

Kit check survey site

Perangkat yang termasuk dalam kit site survey

· Laptop dan/atau PDA.

· Wireless PC card dengan drivernya & software utility yang dibutuhkan.

· Bridge atau accsess Point jika dibutuhkan.

· Baterei kemasan & DC-TO-AC konvertor.

· Software utility site survey ( dibuka dari laptop atau PDA).

· Alat tulis menulis.

· Cetak biru & diagram jaringan.

· Antena dalam dan luar ruangan.

· Kabel & connectors.

· Teropong dan radio dua arah.

· Payung dan/atau perlengkapan hujan.

· Hardware atau software khusus seperti sniffer dan spectrum analyzer.

· Peralatan, selotip dan perlengkapan lain untuk perpindahan hardware sementara.

· pengamanan dan tempat sebagai isi hardware untuk computer rumah, peralatan, dan keamanan dokumen selama survei dan perjalanan dari lokasi survey.

· Kamera digital untuk mengambil gambar dari tempat tertentu di dalam suatu fasilitas.

· Pengisi baterei.

· Attenuator antena .

· Roda untuk pengukuran.

· Tas travel atau cara lain untuk mengangkut peralatan & dokumentasi.

Mengadakan survey site

Mensurveilah ditempat dengan toolkit yang lengkap, berjalan beberapa miles sepanjang;seluruh client’s fasilitas umum. RF site survey adalah 10% survey dan 90% berjalan, gunakan sepatu yang nyaman saat dilokasi yang besar.

Survey indoor

Untuk survey dalam ruang, menempatkan dan merekam materi pada suatu copy, cetakbiru atau suatu gambar menyangkut fasilitas itu.

Survey outdoor

Merekam materi berikut pada suatu sket atau copy yang menyangkut hak milik.

Sebelum memulai

· Siapa yang akan memasang dan memindahkan accsess point pada tempat – tempat yang tinggi.

· Apakah ada seseorang yang mau memindahkan pohon yang menghalangi pemasangan sesuai zona freznel.

· Jika diperlukan tower baru, apakah izinnya sudah siap.

· Apakah diperlukan izin untuk pemasangan antenna pada tower.

· Apakah bangunan memerlukan kode plenum rate untuk peralatan yang digunakan.

Pengumpulan informasi RF

Informasi yang perlu dikumpulkan

· Range dan pola cakupan

· Data rate yang dinilai

· Dokumentasi

· Tes menyeluruh dan perencanaan kapasitas

· Sumber interferensi

· Kabel koneksi data dan power AC yang dibutuhkan

· Penempatan antenna diluar ruang

· Pemeriksaan dadakan

Laporan site survey

Setelah secara menyeluruh mendokumentasikan fasilitas pelanggan, perlu disediakan data untuk menyiapkan suatu laporan yang tepat untuk klien itu. Laporan akan bertindak sebagai peta untuk implementasi menyangkut Wireless LAN dan dokumentasi sebagai acuan kedepan untuk pengurus dan teknisi jaringan.

Laporan lokasi adalah puncak dari semua usaha sampai sekarang, dan mungkin membutuhkan harian atau bahkan mingguan untuk melengkapi laporan. Mungkin saja diperlukan untuk mengunjungi lokasi untuk mengumpulkan lebih banyak data atau untuk mengkonfirmasikan sebagian dari penemuan awal. Beberapa lebih banyak percakapan mungkin diperlukan untuk membuat keputusan dan sebagian dari orang dengan yang tidak dapat ditemukan manakala berada ditempat lokasi.

· Format laporan

· Tujuan bisnis dan laporan lokasi survey

· Metodologi

· Cakupan area RF

· Keseluruhan

· Interference

· Masalah area

· Gambar

Penempatan hardware dan cara mengkonfigurasi

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk penempatan dan konfigurasi:

* Apa nama dari tiap alat yang diatur?
* Dimana dan bagaimana access point dan bridge ditempatkan agar didapat efektivitas yang maksimum?
* Kanal apa yang diperlukan untuk tiap-tiap pemasangan acsess point?
* Berapa banyak keluaran daya dari tiap-tiap access point pada sekali pengiriman?

Daftar fakta tentang masing-masing pemasangan access point atau yang telah terpasang harus tercakup di RF laporan lokasi survey. Daftar ini perlu memasukkan sedikitnya seperti berikut ini:

· Nama dari alat.

· Penempatan di dalam fasilitas.

· Type antenna yang digunakan.

· Penentuan daya keluaran .

· Connectors& kabel yang digunakan.

· Type antena yang digunakan berpindah-pindah.

· Bagaimana daya harus disajikan ke unit.

· Bagaimana data harus disajikan ke unit.

* Gambaran penempatan di mana unit diharapkan untuk dipasang.

read more